Sabtu, 09 Mei 2020

Apresiasi Seni Tari Nusantara Kaitannya dengan Siswa SD


Tari Piring

            Fenomena budaya yang ada pada tari piring ialah ragam kebersamaan, kesatuan dan gotong royong yang diekspresikan melalui bentuk gerakan. Ciri khas dari tarian ini ketika fenomena kuliner di negeri ini yaitu adanya nasi padang. Para pelayan yang membawa pesanan nasi padang dibawa menggunakan tangan dengan banyaknya piring. Lalu dijadikanlah tari piring. Namun ada juga latar belakang adanya tarian ini adalah ketika ritual sebelum panen hasil bumi, bentuk perjuangan untuk mencapai kemerdekaan pada masa agresi Belanda, dominan menggambarkan proses pertanian yang masyarakat lakukan saat itu.
            Nilai kebudayaan ada pada bentuk tarian – tarian yang menunjukkan kegiatan menanam padi. Begitupun dengan kostum dan tata rias yang digunakan para penari. Selain hal intern, hal ekstern pun mampu menambah nilai seni budaya dalam wujud tarian piring.
            Kaitannya di SD, tarian ini memberikan pengetahuan, sikap, dan keterampilan bagi siswa. Siswa pun dibimbing untuk menerima keberagaman budaya melalui tarian. Untuk tari piring ini dapat memberikan ilmu untuk siswa perihal kegiatan bercocok tanam dan kegiatan lainnya. Terlihat dari berbagai jenis gerakan yakni gerak pasambahan, gerak singajuo lalai, gerak menyemai, gerak mencabut benih, bertanam, menyabit padi dll. Perihal pembentukan sikap pada siswa bisa didapatkan ketika pengambilan keputusan saat melakukan gerakan tarian. Anak dituntut untuk bisa mahil menggerakan tarian, meskipun anak sebelumnya tidak bisa bahkan hingga menyerah. Kaitannya aspek keterampilan dapat memunculkan skill siswa melalui keahliannya dalam menari.

Tari Papua

            Fenomena budaya pada tarian ini mencerminkan keberagaman budaya berupa pemahaman, olahraga (memanah), dan berburu. Ritme gerakan tarian sesuai dengan ritme musik sehingga terjadinya keserasian dan keselarasan dalam menuangkan sebuah seni.  Selain hal itu, dalam tarian ini lebih banyak menuangkan kearifan lokal kehidupan manusia pada zaman dahulu yang masih minim alat dan teknologi untuk memenuhi kebutuhan. Hal ini dijadikan sebuah tarian papua yang nadanya atau gerakannya sangat semangat karena memang disesuaikan dengan kerja keras pada zaman dahulu.
            Nilai budaya yang dapat diambil dari tarian ini adalah nilai magis. Yang berarti masyarakat mempercayai bahwa di dalam suatu benda terdapat kekuatan dan kelemahan yang tersembunyi. Mereka juga percaya bahwa api memiliki suatu kekuatan yang dapat menghidupkan manusia.
            Jika dikaitkan dalam pendidikan di SD, dapat membuat keterampilan atau skill siswa menjadi lebih baik dalam tarian. Terutama mengenai sejarah pada masa dahulu. Selain gerakan, siswa pun dibekali dengan ilmu pengetahuan di balik unik dan khasnya tarian tersebut. Diharapkan dapat membuat siswa menjadi lebih aktif dan inovatif.

Tarian di Bali

            Tari kecak di Bali menunjukkan tarian dalam upacara Panca Yajna atau dapat juga sebagai hiburan. Tarian ini berfungsi sebagai sarana pengusir penyakit dan sebagai pelindung masyarakat Bali dari ancaman kejahatan. Fenomena dalam tarian ini diwujudkan untuk memperkuat kekentalan budaya lokal melalui gerakan tarian yang menunjukkan kegiatan sehari – hari masyarakat Bali.
            Nilai kebudayaan dalam tarian ini terdapat nikai religi, estetika, dan moral. Nilai religi terkandung dalam tarian ini untuk memanggil dewi dalam mengusir penyakit dan pelindung kejahatan. Dalam nilai estetika, tarian ini dipandang sebagai keindahan gerakan melalui kekompakan semua penarinya. Begitu pun dengan kostum serta make up atau tata rias dan aksesoris yang digunakan penari. Nilai moral terwujud dari adegan – adegan tari kecak yang mengambil kisah Ramayana. Seperti kesetiaan Shinta pada Rama dan keramahan Burung Garuda ketika menolong Shinta.
            Kaitannya dengan pendidikan di SD, siswa dapat mendapatkan aspek pengetahuannya berupa makna cerita yang ada dalam tarian. Keberagaman tarian dapat disesuaikan dengan keberagaman karakteristik siswa di SD. Dapat pula mengajarkan anak tentang kesatuan dan persatuan dalam tarian

Tarian di Jawa Barat (Jaipong)

            Fenomena tarian di Jawa Barat (Jaipong) erat kaitannya dengan ciri khas dari orang Jawa Barat itu sendiri. Terkenal dengan suku sunda yang memiliki sikap lemah lembut, ramah, dan ayu. Dengan tarian yang lemah gemulai menandakan rasa selamat datang bagi siapa saja yang melihatnya. Ini berarti bahwa ucapan selamat datang ini menyambut kedatangan orang lain ke dalam budaya sunda.
            Nilai kebudayaan yang ada dalam tarian ini adalah nilai moral dan estetika. Di dalam gerakan tarian di Jawa Barat lebih dominan gerakan pinggul. Ini bermaksud bahwa masyarakat sunda lebih banyak bisa memikat perhatian orang lain.
            Kaitannya dengan pendidikan di SD, diharapkan siswa dapat memiliki sikap yang dapat menghargai orang lain, dapat diterima di lingkungan manapun, ramah kepada siapa pun, bersikap lemah lembut, dan mampu berbicara sopan di kehidupan masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH INTERAKSI SOSIAL