Tata surya adalah kumpulan dari matahari, planet, dan benda langit lainnya. Tata surya juga bisa dikatakan sebagai tempat di mana planet-planet dan benda langit berada sambil terus mengelilingi matahari. Lintasan peredaran matahari dan planet-planet tersebut membentuk sebuah elips.
Planet-planet yang saat ini kita kenal adalah: Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus.
Sebelumnya,
ada Pluto yang tergabung sebagai planet kesembilan di tata surya kita.
Sekarang, menurut NASA, Pluto dikategorikan sebagai planet kerdil.
Agar lebih jelas mengenai pengertian tata surya, simak ulasan tentang alam semesta dan tata surya ini secara menyeluruh ya?
Materi
ini akan lebih mudah dipahami jika ada alat peraga tata surya. Tapi Kak
Hinda akan coba memberikan gambaran sejelas mungkin melalui ulasan
berikut.
Teori Pembentukan Tata Surya
1. Teori bintang kembar
Teori ini dikemukakan oleh Ray Littleton pada tahun 1937 sampai 1941.
Menurut scientis yang memiliki nama lengkap Raymond Arthur Littleton ini, tata
surya kita awalnya adalah dua bintang kembar, kemudian datanglah
bintang lain dan menabrak salah satu dari bintang kembar tersebut.
Akibatnya,
banyak pecahan yang mengambang di angkasa dan membentuk planet-planet
seperti Jupiter dan Saturnus karena tidak dapat mengembun sendiri dan
akibat ketidakstabilan rotasi.
Planet-planet
tersebut kemudian mengorbit pada bintang yang masih utuh, salah satunya
seperti bintang yang kita kenal yaitu matahari.
Teori
serupa sebenarnya juga sudah pernah dikemukakan oleh Henry Russel pada
tahun 1935, namun ditolak banyak ilmuwan karena Russel tidak memberikan
perhitungan detail mengenai konsepnya. Selain dikenal sebagai teori
bintang kembar, teori pembentukan tata surya ini juga dikenal sebagai lyttleton’s scenario[3] dan teori bintang ganda.
2. Teori kabut Kant-Laplace – Teori Nebula
Teori
kabut Kant-Laplace ini dikenal juga dengan teori nebula. Ini merupakan
salah satu teori yang cukup banyak diterima oleh para ilmuwan.
Teori ini diungkapkan oleh beberapa ilmuwan.
- Pertama, tahun 1734 diungkapkan oleh Emanuel Swedenborg.
- Kedua, tahun 1755 berdasarkan teori Swedenborg, Immanuel Kant mengembangkannya dengan gagasan yang lebih luas tentang teori ini.
- Ketiga, tahun 1796, Pierre-Simon Laplace secara independen juga mengemukakan teori yang sama.
Secara singkat, teori pembentukan tata surya menurut Kant adalah sebagai berikut[4]:
Tata
surya terbentuk dari kabut dan gas yang ada di angkasa. Di mana kabut
dan gas ini berputar secara lambat hingga membentuk sebuah cakram yang
datar yang ada inti massanya.
Nah, inti massa yang letaknya di tengah memiliki suhu yang sangat tinggi dan bercahaya. Bentuk ini kita kenal dengan matahari.
Sedangkan
bagian pinggir dari inti massa mengalami proses pendinginan. Yang pada
kelanjutannya berubah menjadi planet-planet. Planet-planet ini kemudian
mengorbit ke matahari.
3. Teori pasang surut
Teori pasang surut ini dikenal juga dengan nama tidal theory. Teori ini dikemukakan oleh James Jeans pada tahun 1917 yang secara ringkas mengungkapkan teori pembentukan planet sebagai berikut[24]:
Di
tata surya sudah ada matahari, lalu datanglah bintang lain. Bintang ini
mendekat ke matahari. Nah, bintang besar ini menarik gelombang pasang
gas yang ada di matahari sehingga menempel di bagian bintang besar
tersebut.
Selanjutnya terjadilah proses tarik menarik gelombang antara bintang besar dan matahari. Saking kencangnya sampai gelombang ini putus.
Sebagian
gas pecah menjadi partikel-partikel yang kemudian menjadi planet. Lalu
sebagian lain gas tersebut masuk lagi ke matahari.
Teori pembentukan tata surya ini dijuluki teori pasang surut karena:
- Pasang: karena pada saat gelombang panas dilepas oleh matahari ke bintang, kejadiannya mirip peristiwa pasang.
- Surut: karena pada saat sebagian gelombang panas kembali ke matahari mirip dengan kejadian surut.
4. Teori proto planet
Dikemukaan oleh W.H. McCrea pertama kali tahun 1960, lalu 1963, dan 1978 dengan nama teori protoplanet yang isinya adalah[25]:
Matahari
dan planet-planet secara individual bersatu dari dalam awan yang sama.
Yang mana planet-planet kecil kemudian ditarik oleh gravitasi matahari
yang jauh lebih besar.
Teori
proto planet ini memiliki beberapa masalah karena menjelaskan bahwa
planet mengorbit ke matahari dengan arah yang sama. Yang jika ditangkap
secara individu terlihat tidak mungkin.
5. Teori awan debu atau awan kabut
Teori awan debu atau awan kabut ini disebut juga dengan the dust – cloud theory. Teori ini dikenalkan oleh Carl von weizsaecker. Kemudian disempurnakan oleh Gerard Peter Kuiper pada tahun 1950.
Inti dari teori awan debu adalah bahwa tata surya terbentuk dari sejumlah awan gas yang jumlahnya sangat banyak.
Kemudian gumpalan awan gas tersebut mengalami penyusutan dan pemampatan. Kemudian menarik partikel debu yang ada di sekitarnya hingga terbentuklah bola. Selanjutnya, bola-bola tersebut memilin sehingga terbentuk semacam cakram.
Bagian
tengah piringan cakram ini bergerak lambat yang mengakibatkan panas dan
tekanannya meningkat karena adanya proses saling tekan antar partikel.
Nah, bagian tengah inilah yang kita kenal dengan matahari yang bisa
bercahaya.
Sementara bagian pinggiran
cakram bergerak dengan cepat hingga saling dan mental dan terbentuklah
gumpalan-gumpalan yang lebih kecil. Gumpalan-gumpalan kecil ini kemudian
kita kenal dengan sebutan planet, meteoroid, asteroid, satelit, komet,
dan benda langit kecil lainnya.
6. Teori planetesimal
Adalah Thomas Chamberlin dan Forest R Moulton yang mengenalkan teori planetesimal ini pada tahun 1905.
Dalam teori ini dikemukakan bahwa matahari sudah ada pada awalnya. Lalu ada bintang yang melintas dan mendekat sehingga menyebabkan partikel matahari tertarik keluar ke arah bintang yang baru datang.
Selanjutnya bintang tersebut pergi. Pada saat yang bersamaan partikel yang sudah terlanjur tertarik ke bintang mengambang di angkasa dan pada kelanjutannya membentuk planet. Sementara sebagian partikel lain masih bisa kembali ke matahari.
Planet - Planet
Pengertian planet
Pengertian planet adalah
benda langit yang mengorbit pada sebuah bintang sehingga memiliki
gravitasi sendiri. Bintang yang dimaksud adalah matahari dan orbitnya
berbentuk elips.
Karakteristik / ciri-ciri planet dalam tata surya
Secara
umum, ada dua jenis utama planet menurut zat pembentuk sebagai
karakteristik / ciri-ciri planet dalam tata surya. Yaitu planet raksasa
gas besar berkepadatan dan planet keBumian atau raksasa darat kecil
berbatu.
Yang termasuk dalam planet
raksasa gas adalah Neptunus, Uranus, Saturnus, dan Jupiter. Sedangkan
yang termasuk dalam planet keBumian adalah Bumi, Venus, Merkurius, dan
Mars.
Selain itu, IAU (persatuan
astronomi internasional) juga mengakui lima planet kerdil. Di antaranya
adalah juno, Pluto, vesta, pallas, dan cerres.
Klasifikasi planet
Sebagaimana pengertian planet yang sudah dipaparkan di atas bahwa planet mengorbit ke matahari. Apa itu orbit?
Orbit
adalah garis edar planet saat mengelilingi matahari. Berdasarkan letak
planet, terdapat dua klasifikasi planet yang utama, yakni planet dalam
dan planet luar tata surya.
- Planet dalam adalah planet-planet yang berada di dalam sabuk asteroid (letaknya antara orbit Mars dan Jupiter), yaitu Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars.
- Planet luar tata surya adalah planet-planet yang berada di luar sabuk asteroid, yaitu Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Agar lebih jelas mengenai 8 planet tersebut, terus simak ulasan tentang planet ini ya?
Urutan nama dan susunan planet tata surya
Berikut
adalah susunan planet dalam tata surya kita minus planet Pluto yang
sudah diakui sebagai planet kerdil diurutkan dari yang paling dekat
dengan matahari:
- Merkurius
- Venus
- Bumi
- Mars
- Jupiter
- Saturnus
- Uranus
- Neptunus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar