Senin, 13 April 2020

SUSUNAN TATA SURYA


Tata surya adalah kumpulan dari matahari, planet, dan benda langit lainnya. Tata surya juga bisa dikatakan sebagai tempat di mana planet-planet dan benda langit berada sambil terus mengelilingi matahari. Lintasan peredaran matahari dan planet-planet tersebut membentuk sebuah elips.
Planet-planet yang saat ini kita kenal adalah: Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus.
Sebelumnya, ada Pluto yang tergabung sebagai planet kesembilan di tata surya kita. Sekarang, menurut NASA, Pluto dikategorikan sebagai planet kerdil.
Agar lebih jelas mengenai pengertian tata surya, simak ulasan tentang alam semesta dan tata surya ini secara menyeluruh ya?
Materi ini akan lebih mudah dipahami jika ada alat peraga tata surya. Tapi Kak Hinda akan coba memberikan gambaran sejelas mungkin melalui ulasan berikut.

Teori Pembentukan Tata Surya

1. Teori bintang kembar

Teori ini dikemukakan oleh Ray Littleton pada tahun 1937 sampai 1941.
Menurut scientis yang memiliki nama lengkap Raymond Arthur Littleton ini, tata surya kita awalnya adalah dua bintang kembar, kemudian datanglah bintang lain dan menabrak salah satu dari bintang kembar tersebut.
Akibatnya, banyak pecahan yang mengambang di angkasa dan membentuk planet-planet seperti Jupiter dan Saturnus karena tidak dapat mengembun sendiri dan akibat ketidakstabilan rotasi.
Planet-planet tersebut kemudian mengorbit pada bintang yang masih utuh, salah satunya seperti bintang yang kita kenal yaitu matahari.
Teori serupa sebenarnya juga sudah pernah dikemukakan oleh Henry Russel pada tahun 1935, namun ditolak banyak ilmuwan karena Russel tidak memberikan perhitungan detail mengenai konsepnya. Selain dikenal sebagai teori bintang kembar, teori pembentukan tata surya ini juga dikenal sebagai lyttleton’s scenario[3] dan teori bintang ganda.

2. Teori kabut Kant-Laplace – Teori Nebula

Teori kabut Kant-Laplace ini dikenal juga dengan teori nebula. Ini merupakan salah satu teori yang cukup banyak diterima oleh para ilmuwan.
Teori ini diungkapkan oleh beberapa ilmuwan.
  • Pertama, tahun 1734 diungkapkan oleh Emanuel Swedenborg.
  • Kedua, tahun 1755 berdasarkan teori Swedenborg, Immanuel Kant mengembangkannya dengan gagasan yang lebih luas tentang teori ini.
  • Ketiga, tahun 1796, Pierre-Simon Laplace secara independen juga mengemukakan teori yang sama.
Secara singkat, teori pembentukan tata surya menurut Kant adalah sebagai berikut[4]:
Tata surya terbentuk dari kabut dan gas yang ada di angkasa. Di mana kabut dan gas ini berputar secara lambat hingga membentuk sebuah cakram yang datar yang ada inti massanya.
Nah, inti massa yang letaknya di tengah memiliki suhu yang sangat tinggi dan bercahaya. Bentuk ini kita kenal dengan matahari.
Sedangkan bagian pinggir dari inti massa mengalami proses pendinginan. Yang pada kelanjutannya berubah menjadi planet-planet. Planet-planet ini kemudian mengorbit ke matahari.

3. Teori pasang surut

Teori pasang surut ini dikenal juga dengan nama tidal theory. Teori ini dikemukakan oleh James Jeans pada tahun 1917 yang secara ringkas mengungkapkan teori pembentukan planet sebagai berikut[24]:
Di tata surya sudah ada matahari, lalu datanglah bintang lain. Bintang ini mendekat ke matahari. Nah, bintang besar ini menarik gelombang pasang gas yang ada di matahari sehingga menempel di bagian bintang besar tersebut.
Selanjutnya terjadilah proses tarik menarik gelombang antara bintang besar dan matahari. Saking kencangnya sampai gelombang ini putus.
Sebagian gas pecah menjadi partikel-partikel yang kemudian menjadi planet. Lalu sebagian lain gas tersebut masuk lagi ke matahari.
Teori pembentukan tata surya ini dijuluki teori pasang surut karena:
  • Pasang: karena pada saat gelombang panas dilepas oleh matahari ke bintang, kejadiannya mirip peristiwa pasang.
  • Surut: karena pada saat sebagian gelombang panas kembali ke matahari mirip dengan kejadian surut.

4. Teori proto planet

Dikemukaan oleh W.H. McCrea pertama kali tahun 1960, lalu 1963, dan 1978 dengan nama teori protoplanet yang isinya adalah[25]:
Matahari dan planet-planet secara individual bersatu dari dalam awan yang sama. Yang mana planet-planet kecil kemudian ditarik oleh gravitasi matahari yang jauh lebih besar.
Teori proto planet ini memiliki beberapa masalah karena menjelaskan bahwa planet mengorbit ke matahari dengan arah yang sama. Yang jika ditangkap secara individu terlihat tidak mungkin.

5. Teori awan debu atau awan kabut

Teori awan debu atau awan kabut ini disebut juga dengan the dust – cloud theory. Teori ini dikenalkan oleh Carl von weizsaecker. Kemudian disempurnakan oleh Gerard Peter Kuiper pada tahun 1950.
Inti dari teori awan debu adalah bahwa tata surya terbentuk dari sejumlah awan gas yang jumlahnya sangat banyak.
Kemudian gumpalan awan gas tersebut mengalami penyusutan dan pemampatan. Kemudian menarik partikel debu yang ada di sekitarnya hingga terbentuklah bola. Selanjutnya, bola-bola tersebut memilin sehingga terbentuk semacam cakram.
Bagian tengah piringan cakram ini bergerak lambat yang mengakibatkan panas dan tekanannya meningkat karena adanya proses saling tekan antar partikel. Nah, bagian tengah inilah yang kita kenal dengan matahari yang bisa bercahaya.
Sementara bagian pinggiran cakram bergerak dengan cepat hingga saling dan mental dan terbentuklah gumpalan-gumpalan yang lebih kecil. Gumpalan-gumpalan kecil ini kemudian kita kenal dengan sebutan planet, meteoroid, asteroid, satelit, komet, dan benda langit kecil lainnya.

6. Teori planetesimal

Adalah Thomas Chamberlin dan Forest R Moulton yang mengenalkan teori planetesimal ini pada tahun 1905.
Dalam teori ini dikemukakan bahwa matahari sudah ada pada awalnya. Lalu ada bintang yang melintas dan mendekat sehingga menyebabkan partikel matahari tertarik keluar ke arah bintang yang baru datang.
Selanjutnya bintang tersebut pergi. Pada saat yang bersamaan partikel yang sudah terlanjur tertarik ke bintang mengambang di angkasa dan pada kelanjutannya membentuk planet. Sementara sebagian partikel lain masih bisa kembali ke matahari.

Planet - Planet

Pengertian planet

Pengertian planet adalah benda langit yang mengorbit pada sebuah bintang sehingga memiliki gravitasi sendiri. Bintang yang dimaksud adalah matahari dan orbitnya berbentuk elips.

Karakteristik / ciri-ciri planet dalam tata surya

Secara umum, ada dua jenis utama planet menurut zat pembentuk sebagai karakteristik / ciri-ciri planet dalam tata surya. Yaitu planet raksasa gas besar berkepadatan dan planet keBumian atau raksasa darat kecil berbatu.
Yang termasuk dalam planet raksasa gas adalah Neptunus, Uranus, Saturnus, dan Jupiter. Sedangkan yang termasuk dalam planet keBumian adalah Bumi, Venus, Merkurius, dan Mars.
Selain itu, IAU (persatuan astronomi internasional) juga mengakui lima planet kerdil. Di antaranya adalah juno, Pluto, vesta, pallas, dan cerres.

Klasifikasi planet

Sebagaimana pengertian planet yang sudah dipaparkan di atas bahwa planet mengorbit ke matahari. Apa itu orbit?
Orbit adalah garis edar planet saat mengelilingi matahari. Berdasarkan letak planet, terdapat dua klasifikasi planet yang utama, yakni planet dalam dan planet luar tata surya.
  • Planet dalam adalah planet-planet yang berada di dalam sabuk asteroid (letaknya antara orbit Mars dan Jupiter), yaitu Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars.
  • Planet luar tata surya adalah planet-planet yang berada di luar sabuk asteroid, yaitu Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Agar lebih jelas mengenai 8 planet tersebut, terus simak ulasan tentang planet ini ya?

Urutan nama dan susunan planet tata surya

Berikut adalah susunan planet dalam tata surya kita minus planet Pluto yang sudah diakui sebagai planet kerdil diurutkan dari yang paling dekat dengan matahari:
  1. Merkurius
  2. Venus
  3. Bumi
  4. Mars
  5. Jupiter
  6. Saturnus
  7. Uranus
  8. Neptunus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH INTERAKSI SOSIAL